1.Apa yang dapat anda jelaskan sehubungan dengan communication network. Lalu beri penjelasan berkaitan dengan situasi grup anda dalam proses menyelesaikan tugas observasi.
communication network yang berarti interaksi manusia yang berlandaskan komunikasi antara sesama manusia, baik dalam komunikasi individual maupun kelompok. sejumlah orang yang tergabung dlm suatu kelompok akan berkomunikasi & berinteraksi satu sama lain, baik itu melalui kata-kata ataupun tindakan.
seperti halnya jaringan komunikasi dalam kelompok, jika komunikasi & interaksi didalam kelompok itu kurang,maka sgala proses komunikasi yg ada dalam kelompok tersebut akan terhambat. apa lagi dalam kelompok diskusi yang memakan waktu cukup lama, yg harus melakukan komunikasi untuk saling bertukar pikiran, berbagi informasi dengan anggota-anggota lainnya yg akan sangat mempengaruhi kelancaran proses diskusi. interaksi antara seluruh anggota juga perlu ditingktakan dengan mengatur lingkungan fisik sedemikian rupa sehingga jalannya komunikasi lebih lancar. dalam hal ini, pemimpin kelompok lah yang harus menetapkan jalur interaksi diantara kelompok (communivation network)yg mungkin dapat menciptakan kelonggaran untuk berkomunikasi.
sedangkan jaringan komunikasi yg ada dalam kelompok saya sudah sangat baik menurut saya. dimana kami semua melakukan komunikasi satu sama lain dalam hal mengerjakan tugas. dalam hal menyelesaikan tugas observasi, kami melakukan diskusi baik via online atau tatap muka untuk membicarakan masing2 tugas yg telah ditentukan (penentuan tugs dlm bntuk undian, shingga tidak ad yg merasa terbebani dgn pembagian tgs) , serta mendiskusikan tugas2 yg mn yg masih memiliki kekurangan atau yg belum dimengerti, kami mendiskusikannya untuk mendapatkan informasi2 yg teman2 lain mungkin ada yg mengetahui atau mempunyai ide lain. adapun komunikasi tatap muka yg kami lakukan yaitu dengan duduk bersama, saling berhadapan (melingkar) untuk membicarakan pokok permasalahn yg ada sehingga komunikasi yg kami lakukan berjalan dengan lancar dan informasi yg kami dapatkan dengan berkomunikasi dapat saling didiskusikan untuk mendapatkan jalan keluar dari penyelesaian tugas tersebut.
2. Lalu sekarang uraikan dengan detail ; saat diskusi dosen dengan kelompok anda, teori konseling manakah yang dapat digunakan untuk menjelaskan prosesnya? Berikan alasannya juga.
menurut saya diskusi kelompok yang berlangsung dengan dosen menggunakan penedekatan client centered. karena pendekatan ini merupakan konselig yang menekankan peranan konseli sendiri dalam proses konseling. yang mana dalm proses ini client di dituntut untuk lebih menyelesaikan masalahnya sendiri dan peran konselor disini hanya sebgai pendorong si klien dalam mencari solusi dalam menyelesaikan maslahnya. dalam hal proses diskusi kelompok dengan dosen yang terjadi kemaren, dimana dosen mengajukan beberpa pertanyaan mengenai pengerjaan tugas observasi, seprti bagamaina cara kami menyelesaikan tugas tersebut, pembagiannya, dan apa saja kekurangan yg ada dari hasil laporan observasi kami. dalam proses diskusi ini sangat terlihat bahwa kami lebih dituntut untuk menyelesaikankan permaslahan kami dan dosen hanya sebagai pendorong, seperti ketika dosen menanyakan kepada kami proses apa yg terjadi dalam diskusi tersebut dan menanyakan fase-fasenya.
serta jika dilihat dari fase-fasenya, client centered ini memiliki 5 fase, dan diskusi kelompok yang terjadi dengan dosen sudah memenuhi fase-fase tersebut. adapun fase2 nya, antara lain : 1. pembukaan 2. penjelasan maslah 3. penggalian latar belakang maslah 4. penyelesaian maslah 5. penutup
adapun alasan lainnya, karena pendekatan client centered ini menggunakan peranan konseli sendiri sebagai pihak yg akhirnya menentukan keberhasilan atau kegagalan proses konseling; kebebasan yg diberikan kepada konseli untuk menunjukkan sikap penuh pemahaman dan penerimaan. dan ini terjadi dalam kelompok diskusi kelompok kami dengan dosen.
3. Sekarang, anggaplah diri anda seorang konselor pendidikan tinggi. Lepaskan atribut anda sebagai anggota kelompok. Apakah yang anda lakukan pada kelompok anda? (gunakan minimal 2 pembahasan teori).
- Fungsional (548) Sebelum halnya melakukan konseling dengan kelompok ada kalanya saya menanyakan terlebih dahulu kepada kelompok apa fungsi dari pembentukan kelompok tersebut. Dan saya sebagai konselor akan lebih menjelaskan kepada kelompok, apa yang sebenarnya fungsi kelompok tersebut, sehingga segala tugas yang diberikan kepada kelompok berarti menjadi tanggung jawab kelompok untuk menyelesaikannya, bukan tanggung jawab per individu. Karena kelompok dalam rangka bimbingan kelompok adalah bukan suatu himpunan individu-individu yang karena satu sama lain alasan bergabung bersama, melaikan suatu satuan/ unit orang yang ingin mempunyai tujuan yang ingin dicapai bersama, berinteraksi dan berkomunikasi secara intensif satu sama lain pada waktu mereka berkumpul, saling tergantung dalam proses bekerja sama, dan mendapat kepuasan pribadi dari interaksi psikologis dengan seluruh anggota kelompok.
Jika saya menjadi seorang konselor diperguruan tinggi, maka yg saya lakukan terhadap kelompok diskusi yaitu menggunakan beberapa pendekatan, antara lain :
1. Client Centered Counseling (397) Alasan saya menggunakan teori ini terhadap kelompok karena konseling ini lebih menekankan peranan konseli sendiri dalam proses konseling. Dan konselor sebagai pendorong. Dan tugas saya sebagai konselor dalam dalam hal ini yaitu membantu konseli untuk megungkapkan seluruh perasaan yang dialaminya dalam kelompok dengan harapan bahwa kelompok pada suatu saat ketika akan meninjau segala perasaan itu secara lebih obyektif. Untuk memudahkan dan memperlancar proses yang berlangsung dalam diri konseli, saya sebagai konselor harus bisa menciptakan beberapa kondisi yang dapat mendukung berlangsungnya konseling. Kalau semua kondisi tertentu terpenuhi, maka akan berlangsung suatu proses dalam diri konseli yang akan menghasilkan perubahan dalam konsep diri kelompok. Dipihak saya sebagai konselor kondisi-kondisi itu adalah menunjukkan pemahaman terhadap apa yang diungkapkan oleh kelompok sesuai dengan kerangka acuan kelompok sendiri.
2. Konseling behavioristik Disamping menggunakan client centered maka saya juga bisa menggunakan pendekatan behavioristik, yang mana proses konseling ini lebih diharapkan menghasilkan perubahan yang nyata dalam perilaku konseli. Perubahan dalam perilaku itu harus diusahakan melalui proses belajar atau belajar kembali yang berlangsung selama proses konseling. Oleh karena itu proses konseling dipandang sebagai suatu proses pendidikan yang terpusat pada usaha membantu dan kesedian dibantu untuk belajar perilaku baru dan dengan demikian mengatasi berbagai macam permasalahan. Perhatian dalam konseling ini lebih pada perilaku-perilaku tertentu yang dapat diamati, yang selama proses konseling melalui berbagai prosedur dan aneka teknik tertentu akhirnya menghasilkan perubahan yang nyata, yang juga dapat disaksikan dengan jelas.
3. Pendekatan kognitif (analisis transaksional) Yang mana pendekatan ini menekankan pada pola interaksi antara orang-orang baik yang verbal maupun nonverbal. Dalam hal ini saya sebagai konselor dengan menggunakan pendekatan ini mendapat kesempatan langsung untuk mengamati pola-pola interaksi antara seluruh anggota kelompok.
4. Pendekatan behavioristik (multimodal counseling) Selain menggunakan pendekatan yang diatas, saya juga sebagai konselor bisa menggunakan pendekatan ini, karena pendekatan ini memadukan berbagai unsur dari beberapa pendekatan yang tersedia, sehingga tercipta sistematika baru. Untuk itu selama proses konseling perhatian konselor terpusatkan pada tujuh faktor atau komponen dalam pola kehidupan konseli, yaitu perilaku nyata (behavior), alam perasaan (affect), proses persepsi melalui alat indera (sensation), konsep diri dalam berbagai aspeknya (imagery), keyakinan dan nilai-nilai dasar sebagai pegangan dalam berpikir dan menetukan sikap (cognition), hubungan antar pribadi dengan orang yang dekat (interpersonal relationship), dan keadaan fisik serta kesehatan jasmani (biological functioning).
7 komentar:
1.Apa yang dapat anda jelaskan sehubungan dengan communication network. Lalu beri penjelasan berkaitan dengan situasi grup anda dalam proses menyelesaikan tugas observasi.
communication network yang berarti interaksi manusia yang berlandaskan komunikasi antara sesama manusia, baik dalam komunikasi individual maupun kelompok. sejumlah orang yang tergabung dlm suatu kelompok akan berkomunikasi & berinteraksi satu sama lain, baik itu melalui kata-kata ataupun tindakan.
seperti halnya jaringan komunikasi dalam kelompok, jika komunikasi & interaksi didalam kelompok itu kurang,maka sgala proses komunikasi yg ada dalam kelompok tersebut akan terhambat. apa lagi dalam kelompok diskusi yang memakan waktu cukup lama, yg harus melakukan komunikasi untuk saling bertukar pikiran, berbagi informasi dengan anggota-anggota lainnya yg akan sangat mempengaruhi kelancaran proses diskusi. interaksi antara seluruh anggota juga perlu ditingktakan dengan mengatur lingkungan fisik sedemikian rupa sehingga jalannya komunikasi lebih lancar. dalam hal ini, pemimpin kelompok lah yang harus menetapkan jalur interaksi diantara kelompok (communivation network)yg mungkin dapat menciptakan kelonggaran untuk berkomunikasi.
sedangkan jaringan komunikasi yg ada dalam kelompok saya sudah sangat baik menurut saya. dimana kami semua melakukan komunikasi satu sama lain dalam hal mengerjakan tugas. dalam hal menyelesaikan tugas observasi, kami melakukan diskusi baik via online atau tatap muka untuk membicarakan masing2 tugas yg telah ditentukan (penentuan tugs dlm bntuk undian, shingga tidak ad yg merasa terbebani dgn pembagian tgs) , serta mendiskusikan tugas2 yg mn yg masih memiliki kekurangan atau yg belum dimengerti, kami mendiskusikannya untuk mendapatkan informasi2 yg teman2 lain mungkin ada yg mengetahui atau mempunyai ide lain. adapun komunikasi tatap muka yg kami lakukan yaitu dengan duduk bersama, saling berhadapan (melingkar) untuk membicarakan pokok permasalahn yg ada sehingga komunikasi yg kami lakukan berjalan dengan lancar dan informasi yg kami dapatkan dengan berkomunikasi dapat saling didiskusikan untuk mendapatkan jalan keluar dari penyelesaian tugas tersebut.
2. Lalu sekarang uraikan dengan detail ; saat diskusi dosen dengan kelompok anda, teori konseling manakah yang dapat digunakan untuk menjelaskan prosesnya? Berikan alasannya juga.
menurut saya diskusi kelompok yang berlangsung dengan dosen menggunakan penedekatan client centered. karena pendekatan ini merupakan konselig yang menekankan peranan konseli sendiri dalam proses konseling. yang mana dalm proses ini client di dituntut untuk lebih menyelesaikan masalahnya sendiri dan peran konselor disini hanya sebgai pendorong si klien dalam mencari solusi dalam menyelesaikan maslahnya.
dalam hal proses diskusi kelompok dengan dosen yang terjadi kemaren, dimana dosen mengajukan beberpa pertanyaan mengenai pengerjaan tugas observasi, seprti bagamaina cara kami menyelesaikan tugas tersebut, pembagiannya, dan apa saja kekurangan yg ada dari hasil laporan observasi kami. dalam proses diskusi ini sangat terlihat bahwa kami lebih dituntut untuk menyelesaikankan permaslahan kami dan dosen hanya sebagai pendorong, seperti ketika dosen menanyakan kepada kami proses apa yg terjadi dalam diskusi tersebut dan menanyakan fase-fasenya.
serta jika dilihat dari fase-fasenya, client centered ini memiliki 5 fase, dan diskusi kelompok yang terjadi dengan dosen sudah memenuhi fase-fase tersebut. adapun fase2 nya, antara lain :
1. pembukaan
2. penjelasan maslah
3. penggalian latar belakang maslah
4. penyelesaian maslah
5. penutup
adapun alasan lainnya, karena pendekatan client centered ini menggunakan peranan konseli sendiri sebagai pihak yg akhirnya menentukan keberhasilan atau kegagalan proses konseling; kebebasan yg diberikan kepada konseli untuk menunjukkan sikap penuh pemahaman dan penerimaan. dan ini terjadi dalam kelompok diskusi kelompok kami dengan dosen.
3. Sekarang, anggaplah diri anda seorang konselor pendidikan tinggi. Lepaskan atribut anda sebagai anggota kelompok. Apakah yang anda lakukan pada kelompok anda? (gunakan minimal 2 pembahasan teori).
- Fungsional (548)
Sebelum halnya melakukan konseling dengan kelompok ada kalanya saya menanyakan terlebih dahulu kepada kelompok apa fungsi dari pembentukan kelompok tersebut. Dan saya sebagai konselor akan lebih menjelaskan kepada kelompok, apa yang sebenarnya fungsi kelompok tersebut, sehingga segala tugas yang diberikan kepada kelompok berarti menjadi tanggung jawab kelompok untuk menyelesaikannya, bukan tanggung jawab per individu. Karena kelompok dalam rangka bimbingan kelompok adalah bukan suatu himpunan individu-individu yang karena satu sama lain alasan bergabung bersama, melaikan suatu satuan/ unit orang yang ingin mempunyai tujuan yang ingin dicapai bersama, berinteraksi dan berkomunikasi secara intensif satu sama lain pada waktu mereka berkumpul, saling tergantung dalam proses bekerja sama, dan mendapat kepuasan pribadi dari interaksi psikologis dengan seluruh anggota kelompok.
Jika saya menjadi seorang konselor diperguruan tinggi, maka yg saya lakukan terhadap kelompok diskusi yaitu menggunakan beberapa pendekatan, antara lain :
1. Client Centered Counseling (397)
Alasan saya menggunakan teori ini terhadap kelompok karena konseling ini lebih menekankan peranan konseli sendiri dalam proses konseling. Dan konselor sebagai pendorong. Dan tugas saya sebagai konselor dalam dalam hal ini yaitu membantu konseli untuk megungkapkan seluruh perasaan yang dialaminya dalam kelompok dengan harapan bahwa kelompok pada suatu saat ketika akan meninjau segala perasaan itu secara lebih obyektif. Untuk memudahkan dan memperlancar proses yang berlangsung dalam diri konseli, saya sebagai konselor harus bisa menciptakan beberapa kondisi yang dapat mendukung berlangsungnya konseling. Kalau semua kondisi tertentu terpenuhi, maka akan berlangsung suatu proses dalam diri konseli yang akan menghasilkan perubahan dalam konsep diri kelompok. Dipihak saya sebagai konselor kondisi-kondisi itu adalah menunjukkan pemahaman terhadap apa yang diungkapkan oleh kelompok sesuai dengan kerangka acuan kelompok sendiri.
2. Konseling behavioristik
Disamping menggunakan client centered maka saya juga bisa menggunakan pendekatan behavioristik, yang mana proses konseling ini lebih diharapkan menghasilkan perubahan yang nyata dalam perilaku konseli. Perubahan dalam perilaku itu harus diusahakan melalui proses belajar atau belajar kembali yang berlangsung selama proses konseling. Oleh karena itu proses konseling dipandang sebagai suatu proses pendidikan yang terpusat pada usaha membantu dan kesedian dibantu untuk belajar perilaku baru dan dengan demikian mengatasi berbagai macam permasalahan. Perhatian dalam konseling ini lebih pada perilaku-perilaku tertentu yang dapat diamati, yang selama proses konseling melalui berbagai prosedur dan aneka teknik tertentu akhirnya menghasilkan perubahan yang nyata, yang juga dapat disaksikan dengan jelas.
3. Pendekatan kognitif (analisis transaksional)
Yang mana pendekatan ini menekankan pada pola interaksi antara orang-orang baik yang verbal maupun nonverbal. Dalam hal ini saya sebagai konselor dengan menggunakan pendekatan ini mendapat kesempatan langsung untuk mengamati pola-pola interaksi antara seluruh anggota kelompok.
4. Pendekatan behavioristik (multimodal counseling)
Selain menggunakan pendekatan yang diatas, saya juga sebagai konselor bisa menggunakan pendekatan ini, karena pendekatan ini memadukan berbagai unsur dari beberapa pendekatan yang tersedia, sehingga tercipta sistematika baru. Untuk itu selama proses konseling perhatian konselor terpusatkan pada tujuh faktor atau komponen dalam pola kehidupan konseli, yaitu perilaku nyata (behavior), alam perasaan (affect), proses persepsi melalui alat indera (sensation), konsep diri dalam berbagai aspeknya (imagery), keyakinan dan nilai-nilai dasar sebagai pegangan dalam berpikir dan menetukan sikap (cognition), hubungan antar pribadi dengan orang yang dekat (interpersonal relationship), dan keadaan fisik serta kesehatan jasmani (biological functioning).
nilai 70
Posting Komentar