Selasa, 02 Oktober 2012


Kelompok 15
Suci Trisnawati   (08-086)
Steven                 (09-025)
Sastri Dalila        (10-002)
Teori – Teori Belajar Awal
  • Behaviorisme
       Aliran behaviorisme ini didirikan oleh B. Watson. Behaviorisme menjadi aliran dominan dari 1920-an hingga 1950-an, namun ia tidak sepenuhnya bebas dari penantang. Pendapat yang menentangnya, yakni psikologi gestalt, yang menekankan pada pentingnya persepsi pemelajar dalam situasi pemecahan masalah dan karenanya ia membahas persoalan kognisi. Selain mengajak orang lain untuk mendukung pendapat behaviorisme, Watson juga mengambangkan teori emosi behavioral. Dia berpendapat bahwa kehidupan emosi orang dewasa bersumber dari pengkondisian reaksi emosional insting terhadap berbagai macam objek dan peristiwa. Watson memberi kontribusi pada perkembangan psikologi memalui 3 cara :
  1. Dia mengorganisasikan temuan riset pengkondisian kedalam perspektif baru, yakni behaviorisme dan membujuk psikolog lain untuk memahami arti penting dari pendapatnya.
  2. Kontribusi asli dari karyanya adalah memperluas metode pengkondisian klasik ke respon emosional pada manusia.
  3. Karyanya meningkatan status belajar sebagai topic dalam psikologi.
Argumen Dasar Behaviorisme
      Dalam konteks ini, John Watson mendukung studi perilaku. Alasannya adalah semua organism menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui respon, dan respon-respon tertentu biasanya disebabkan oleh peristiwa (stimuli) tertentu. Stelah mendalami studi perilaku, Watson menemukan riset reflex motorik dari psikolog Rusia, V.M. Bekheteren. Setelah membaca riset Bekheteren, Watson makin percaya bahwa control perilaku didunia nyata akan segera dapat dilakukan.
Asumsi Dasar  
1.  Perilaku yang dapat diamati, bukan kejadian mental internal atau rekonstruksi verbal atas kejadian.
2.  Perilaku harus dipelajari melelaui elemennya yang paling sederhana.
3.  Proses belajar adalah perubahan behavioral.
  • Pengkondisian Klasik
      Pengkondisian Klasik ini di kemukakan oleh seorang psikolog Rusia bernama Ivan Pavlov. Pengkondisian klasik adalah tipe pembelajaran dimana suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli. Fokus dari riset yang diawasi oleh Pavlov adalah reflex air liur anjing. Selama jalannya riset, seorang mahasiswa periset menemukan bahwa "menggoda" anjing dari jarak jauh akan menimbulkan keluarnya air liur. Juga, makanan yang kering dan lembab yang dilihat anjing dari kejauhan akan menimbulkan air liur. Pavlov pada mulanya menyebut reaksi air liur ini sebagai reflex yang dikondisikan.
Contoh pengkondisian klasik
 
Relasi Pra-eksperimental ("Alamiah")
Percobaan Eksperimental
Relasi Pasca-eksperimental (Dikondisikan)
Unconditioned Stimulus (UCS)
Respon Refleks (UCR)
Stimuli yang Dipasangkan
Respon Refleks
Conditioned stimulus (CS)
Conditioned Reflex (CR)
Makanan
Saliva (keluarnya air liur)
Makanan suara garpu
Saliva
Suara garpu
Saliva
Tiupan angin
Kedipan mata
Tiupan angin cahaya terang
Kedipan mata
Cahaya Terang
Kedipan mata
Setrum listrik
Retraksi jari
Setrum pengaget
Retraksi jari
Pengaget
Retraksi jari
  • Koneksionisme (Edward Thorndike)
      Teori koneksionisme adalah teori yang dikemukakan dan dikembangkan oleh Edward Thorndike. Meskipun Koneksionisme Thorndike biasanya dirujuk sebagai teori behviorisme, ia berbeda dengan pengkondisian klasik dalam dua hal :
1.  Thorndike tertarik dengan proses mental
2.  Thorndike meneliti perilaku mandiri atau sukarela
     Thorndike mengembangkan teorinya dari penelitian yang intensif pada binatang. Salah satu dari penelitiaannya menggunakan kucing yang dia tempatkan di "puzzle box". Thorndike memilih bereksperimen dalam kondisi terkontrol. Thorndike menyebut eksperimen ini sebagai pengkondisian instrumental untuk merefleksikan perbedaannya dengan pengkondisian klasik. Teori ini dikenal sebagai koneksionisme karena hewan membangun koneksi antara stimuli particular dengan perilaku mandiri.
Hukum belajar Thorndike
  1. Law of effects (hukum efek) menyatakan bahwa suattu keadaan yang memuaskan setelah respons akan memperkuat koneksi antara stimulus dan perilaku yang tepat, dan keadaan yang menjengkelkan akan melemahkan koneksi tersebut.
  2. Law of exercise (hokum latihan) menyatakan bahwa perulangan atau repetisi dari pengalaman akan meningkatkan peluang respon yang benar.
  3. Law of readiness (hokum kesiapan) mendeskripsikan kondisi yang mengatur keadaan yang disebut sebagai "memuaskan" atau "menjengkelkan".
       Thorndike mendesarkan interpretasinya atas proses belajar pada studi perilaku. Namun, karena teorinya juga mencaup referensi ke kejadian mental, teorinya berada ditengah-tengah antara perspektif kognitif dan behaviorisme "murni" dari periset lain. Koneksionisme dengan penekanannya pada pembentukan hubungan antara stimuli dan respon, terutama relevan untuk pembelajaran sekolah di awal abad ke-20.
  • Psikologi Gestalt
      Fokus awal riset Gestalt adalah pengalaman persepsi. Kisah seorang pendiri psikologi Gestalt, Max Wertheimer, idenya berawal dari sebuah permainan stroboscope. Yang menimbulkan pertanyaan : Bagaimana individu secara psikologis memandang lingkungan actual.? Kemudian bersama dengan Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler, Wertheimer mengembangkan hukum persepsi dan mengaplikasikan konsep ini ke belajar dan pemikiran. Riset terhadap persepsi visual menunjukan bahwa : 
1.  Ciri gelobal dideteksi secara keseluruhan, bukan sebagai elemen sederhana.
2.Proses ini konstruktif karena individual sering mentransformasikan infut visual yang tidak lengkap kedalam citra perceptual yang lebih jelas.
Asumsi Dasar
Empat asumsi dasar dari perspektif Gestalt :
  1. Yang mestinya dipelajari adalah perilaku molar, bukan perilaku molecular.
  2. Organism merespon "keseluruhan sensoris yang tersegregasi" atau Gestalten, ketimbang pada stimuli spesifik atau kejadian yang terpisah dan independen.
  3. Lingkungan geografis, yang hadir sebagaimana adanya, berbeda dengan lingkungan behavioral, yang merupakan cara sesuatu muncul.
  4. Organisasi lingkungan sensoris adalah interaksi dinamis dari kekuatan-kekuatan didalam struktur yang memengaruhi persepsi individu.
Hukum Organisasi Perseptual
Menurut Gestalt, tugas utama psikologi adalah mengetahui bagaimana individu mempersepsi lingkungan geografisnya. Hukum Gestalt dasar terbagi dua :
  1. Hukum Pragnanz
    Istilah Pragnanz adalah presepsi, yang mengorganisasikan sekelompok stimuli yang dipersepsikan oleh individu sebagai stimuli yang paling komprehensif, atau paling stabil, ataupun bebas dari sebab-akibat.
  2. Hukum Terkait
Ada 4 karakteristik yang mempengaruhi persepsi dari bidang visual : Kedekatan tiap elemen (proximity), ciri sama (similarity), tendensi melengkapi pola (open direction), dan stimulus terhadap struktur sederhana (simplicity).
Perbandingan Behaviorisme dan Gestalt
Karakteristik Utama
Behaviorisme
Teori Gestalt
Asumsi dasar
  • Perilaku dapat diamati
  • Belajar adalah perubahan
  • Hubungan stimuli dan respon harus dipelajari
Individu bereaksi kepada sebuah kesatuan
Eksperimen umum
  • Trial dan error
  • Respon emosional atau refleks
Mereorganisasi kembali
Formula belajar
  • Stimulus – respon – imbalan
  • Respon emosional :
    Stimuli 1 + simuli 2 = respon
Konstelasi stimuli – organisasi - reaksi

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates