50 Mitos Terbesar Dalam Dunia Psikologi
Mitos : Penderita Schizophrenia memiliki Kepribadian Ganda

FAKTA : Dalam sebuah survey, 77% mahasiswa psikologi percaya kalau
penderita schizophrenia adalah pemilik kepribadian ganda. Fim Me,
Myself, and Irene yang diperankan Jim Carrey juga mengeksploitasi mitos
ini. Ia didiagnosa menderita schizophrenia, padahal pada kenyataannya ia
menderita kepribadian ganda. Pada kenyataannya, dua penyakit ini sangat
berbeda. Penderita MPD memiliki dua atau lebih kepribadian dalam
dirinya dalam satu waktu. Dan banyak ahli psikologi yang ragu kalau
penyakit seperti ini benar-benar ada. Schizophrenia sebaliknya, memiliki
fungsi psikologi yang terpisah-pisah, khususnya emosi dan berpikir.
Bagi orang normal, apa yang kita rasakan dan pikirkan sekarang akan
berhubungan erat dengan apa yang kita rasakan dan pikirkan beberapa saat
lagi. Tapi bagi penderita Schizophrenia, pikiran dan emosi tersebut
dapat berubah begitu cepat dan ekstrim. Kepribadiannya tetap sama, hanya
saja emosi dan pikirannya yang tidak terprediksi. Akibatnya orang
skizophrenia justru memiliki resiko rendah melakukan bunuh diri,
mengalami depresi, ketakutan, penyalahgunaan narkoba, pengangguran dan
tuna wisma. Wajar saja, bila sekarang ia merasa begitu sedih beberapa
saat lagi ia menjadi sangat senang. Bagi orang normal, sekarang ia
merasa begitu sedih, beberapa saat lagi mungkin ia akan bunuh diri atau
depresi. Seperti kata Irving Gottesman, “penyalahgunaan istilah
schizophrenia dalam merujuk kebijakan luar negeri Amerika Serikat, pasar
saham atau ketidak sesuaian sesuatu dengan harapan seseorang tidaklah
sama dengan masalah kesehatan umum dan penderitaan dengan penyakit
paling sulit dipahami dari pikiran manusia ini.”
Mitos : Bulan Purnama Menyebabkan Kegilaan dan Kejahatan

FAKTA : Mitos ini sudah sangat purba. Ia berasal dari masa saat
manusia belum memiliki lampu listrik. Akibatnya orang senang saat malam
hari terang oleh purnama. Mereka lebih aktif daripada malam biasa yang
gelap. Sekarang hal tersebut sudah tidak teramati lagi, karena setiap
rumah memiliki listrik dan tidak terlalu banyak orang terlalu
memperhatikan bulan. Legenda dari Yunani Kuno dan Abad Pertengahan
mengatakan adanya manusia serigala, vampire, dan monster menyeramkan
saat bulan purnama. Tapi beberapa pihak mengklaim kalau kebiasaan ini
tertanam secara tidak sadar pada diri manusia. Tahun 1985, dua psikolog
memeriksa semua bukti penelitian yang ada mengenai pengaruh bulan, dan
tidak satupun ada bukti kalau bulan berpengaruh pada kejahatan,
kecenderungan bunuh diri, masalah kejiwaan, jumlah orang yang masuk
rumah sakit jiwa atau telpon darurat. Penelitian lebih modern juga
membantah adanya hubungan antara bulan purnama dengan bunuh diri, orang
yang masuk rumah sakit jiwa, orang yang masuk UGD, dan gigitan anjing.
Mitos : Banyak Kriminal Berhasil Membela Diri dengan Mengaku Gila

FAKTA : Setelah memberi pidato tanggal 30 maret, 1981, Presiden
Ronald Reagan muncul dari hotel Washington Hilton. Beberapa detik
kemudian, enam tembakan terdengar. Satu mengenai agen rahasia, satu
polisi, satu sekretaris James Brady dan satu mengenai presiden sendiri.
Sang penembak adalah pria berusia 26 tahun bernama John Hinckley, yang
jatuh cinta dengan artis Jodie Foster dan yakin kalau dengan membunuh
Presiden, Foster akan tergugah dan jatuh cinta padanya. Tahun 1982,
saksi ahli psikologi berdebat mengenai apakah Hinckley bersalah atau
tidak karena alasan gila. Akhirnya juri memutuskan kalau Hinckley gila.
Keputusan juri memicu protes publik. Pooling ABC menunjukkan 76% rakyat
tidak setuju dengan keputusan tersebut. Dan dari sini mulailah mitos
kalau dengan alasan gila, banyak penjahat yang berhasil lolos dari
penjara. Mitos ini semakin diperkuat oleh film-film action yang
menunjukkan antagonis pura-pura gila untuk menghindari hukuman. Namun
keyakinan ini sama sekali salah. Data menunjukkan kalau pengajuan alasan
gila di pengadilan berada di bawah 1%. Dan dari semua pengajuan ini,
hanya 25% saja yang diputuskan memang gila. Lebih parah lagi, orang yang
dinyatakan gila di pengadilan akan dikirim ke rumah sakit jiwa dan
disana mereka menghabiskan waktu rata-rata 3 tahun sebelum diputuskan
apakah ia harus ditahan lebih lama atau dilepaskan. Akibatnya bagi orang
normal yang berhasil mengaku gila, tinggal di rumah sakit jiwa bisa
jadi hal yang lebih menyiksa dari di penjara. Di penjara ia punya waktu
yang jelas untuk bebas dan tidak perlu berpura-pura, di rumah sakit jiwa
tidak.
Mitos : Kita Hanya Menggunakan 10% Otak Kita

FAKTA : Otak bekerja secara totalitas sehingga tidak ada bagian otak
yang tidak bekerja bagi orang yang normal. Mitos ini berasal dari
psikolog William James satu abad yang lalu. Saat itu ia menulis kalau ia
meragukan kalau rata-rata manusia mencapai sekitar 10% potensi
intelektualnya. Dalam sebuah studi, saat ditanya “Sekitar berapa persen
kekuatan otak potensial manusia yang menurut kamu dipakai sebagian besar
orang?, ” sepertiga mahasiswa psikologi menjawab 10%. Dalam waktu lama,
para motivator “berpikir positif” memperbesar mitos ini menjadi seolah
sebuah fakta. Sebagai contoh, dalam buku How to be Twice as Smart, Scott
Witt menulis “Jika kamu seperti orang kebanyakan, berarti kamu hanya
memakai sepuluh persen kekuatan otakmu.” Selain itu terdapat juga daerah
korteks diam yang menurut para ahli masa lalu tidak memiliki fungsi
namun sekarang telah terbukti berperan penting untuk bahasa dan berpikir
abstrak dan diganti namanya menjadi korteks asosiasi. Masyarakat awam
juga mengambil pernyataan ilmuan kalau mereka belum mengetahui dengan
pasti fungsi dari 90% bagian otak, lalu dijadikan seolah fakta bahwa 90%
ini berarti tidak berfungsi. Akhirnya ada juga yang mengklaim kalau
Albert Einstein yang bilang bahwa kecerdasannya hanya berasal dari 10%
bagian otaknya. Walau begitu, tidak ada bukti kalau Einstein pernah
mengatakan demikian.
Mitos : Lebih Baik Marah daripada Ditahan

FAKTA : Dalam sebuah survey, 66% mahasiswa percaya kalau lebih baik
membiarkan marah itu lepas (katharsis) ketimbang menahannya, karena
dapat mengganggu kesehatan. Film Anger Management tahun 2003 juga
menyebarkan keyakinan ini dengan menyarankan seorang tokoh memukul
bantal atau tas sebagai penyaluran kemarahan. Bahkan ada juga psikolog
yang menyuruh kliennya berteriak atau melemparkan bola ke dinding saat
mereka marah. Sayangnya, keyakinan ini sama sekali tidak didukung bukti
ilmiah apapun kalau hal tersebut memang dapat meredakan agresi. Malahan
hal tersebut justru akan meningkatkan agresi. Lebih jauh lagi, bermain
sepakbola juga dapat meningkatkan agresivitas baik pemain maupun
suporter.
Mitos : Penyebab utama masalah kejiwaan adalah Kepercayaan Diri yang Rendah
FAKTA : Mitos ini juga dimunculkan oleh para motivator berpikir
positif. Sebuah buku, Self-Esteem Games, memuat 300 aktivitas untuk
membantu anak merasa nyaman dengan dirinya sendiri, seperti
mengulang-ulang afirmasi positif yang menekankan keunikan mereka. Walau
demikian, penelitian menunjukkan kalau kepercayaan diri tidak
berhubungan kuat dengan kesehatan mental yang lemah. Dalam penelitian
komprehensif oleh Roy Baumeister et al yang meninjau lebih dari 15 ribu
studi mengenai kepercayaan diri ke segala jenis variabel psikologi.
Mereka menemukan kalau kepercayaan diri kecil sekali hubungannya dengan
kesuksesan hubungan antar manusia, dan tidak berhubungan dengan pasti
pada penyalahgunaan obat-obatan. Lebih jauh, mereka menemukan kalau
kepercayaan diri berhubungan positif dengan prestasi di sekolah, tapi
hubungan interaktif ini lebih condong pada prestasi di sekolah. Artinya,
pengaruh prestasi sekolah dalam meningkatkan kepercayaan diri lebih
kuat daripada pengaruh kepercayaan diri terhadap prestasi di sekolah.
Fakta yang paling mengesankan adalah kepercayaan diri yang rendah tidak
perlu dan tidak cukup untuk menyebabkan depresi.
Mitos : Ingatan Manusia bekerja Seperti Kamera Video

FAKTA : Sudah jelas hal ini adalah mitos. Terlalu sering anda atau
orang lain disekitar anda lupa akan sesuatu. Tapi 36% orang percaya
kalau otak dapat merekam pengalaman secara sempurna layaknya kamera
video. Hal ini disebabkan terutama kalau seseorang lupa, ia mungkin
tidak sadar kalau ia lupa. Pikirannya menjadi kreatif dan menambal
ingatan yang hilang tersebut dengan ingatan lain yang entah dari
peristiwa apa yang masih ia ingat. Ini menunjukkan kalau sifat ingatan
bukanlah reproduktif (menyalin apa yang kita alami) tapi bersifat
rekonstruktif (menambal ingatan). Para ilmuan bahkan mampu membuat
subjek penelitiannya percaya sepenuh hatinya kalau sebuah kejadian
fiktif yang dibuat ilmuan, benar-benar terjadi.
Mitos : Hipnotis adalah Kondisi Khusus yang berbeda dari kondisi sadar

FAKTA : Keyakinan ini muncul dari film dan dunia hiburan. Tapi
penelitian menunjukkan orang yang dihipnotis dapat menolak dan bahkan
menentang sugesti penghipnotis terutama dalam melakukan hal-hal yang
berlawanan dengan prinsipnya seperti menyakiti orang yang mereka tidak
sukai. Orang yang terhipnotis sepenuhnya dalam kondisi sadar. Pindai
otak juga tidak menunjukkan adanya pola khusus di otak orang yang
dihipnotis. Para ilmuan mampu membuat orang melakukan apa yang dilakukan
oleh orang yang dihipnotis tanpa melakukan hipnotis. Dengan kata lain,
hipnotis semata merupakan sebuah prosedur diantara banyak prosedur untuk
meningkatkan respon seseorang pada sugesti.
Mitos : Alat Pendeteksi Kebohongan (Poligraf) adalah Alat yang Akurat

FAKTA : Poligraf ditemukan tahun 1920an oleh psikologi William
Moulton Marston. Alat ini pada dasarnya alat pengukur tekanan darah
sistolik, karena ia percaya kalau saat orang berbohong, tekanan darah
sistoliknya meningkat. Mesin ini kemudian disempurnakan dengan
menambahkan pengukuran konduktansi kulit dan pernapasan. Selain hal ini
belum tentu berhubungan, grafik poligraf yang dihasilkan sulit untuk
dianalisa hingga sekarang. Ambil contoh, orang yang jujur tapi
berkeringat banyak, dapat disalah sangka sedang berbohong. Belum lagi
tidak adanya bukti kalau efek Pinokio (reaksi emosi atau fisiologi yang
hanya terjadi saat seseorang berbohong) itu ada. Satu-satunya yang bisa
ditunjukkan poligraf saat seseorang memakainya adalah bukti bahwa orang
tersebut tegang atau tidak. Dengan kata lain, poligraf bukanlah alat
pendeteksi kebohongan tapi alat pendeteksi ketegangan. Bagi para
penjahat berdarah dingin dan psikopat, mereka dapat lolos dengan mudah
lewat alat deteksi kebohongan ini. Dan sudah banyak orang yang tidak
bersalah dihukum gara-gara mesin poligraf.
Mitos : Dua Hal yang Berlawanan Saling Tarik Menarik

FAKTA : Maksud dari mitos ini adalah, dua orang yang memiliki hal
yang bertentangan, dapat tertarik satu sama lain. Hal yang bertentangan
ini bisa saja kepribadian, keyakinan dan penampilan. Film banyak
mengeksploitasi ini. Cinta antara Putri dan Si Buruk Rupa, Cinta antara
Ateis dan Pendeta, Percintaan antara jenderal jahat dan peri baik hati.
Hal ini diperkuat lagi oleh pendapat Harville Hendrix, Ph.D. kalau hanya
mereka yang berlawanan yang dapat saling tertarik. Sebaliknya,
penelitian membuktikan Hendrix sepenuhnya salah. Lusinan bukti
menunjukkan orang yang sama sifatnya lah yang lebih mungkin berpasangan.
Kutu buku dengan kutu buku, anak punk dengan anak emo, anggota grop
facebook dengan anggota grup yang sama, dsb. Jauh lebih banyak orang
yang tertarik dengan sesama sifat daripada yang berlawanan sifat. Survey
juga menunjukkan kalau kesamaan sifat ini penting bagi keharmonisan
keluarga. Gampangnya seperti ini, semakin sesuai pendapat seorang tokoh
politik dengan pendapat kita, semakin besar kemungkinan kalau kita
menyukai tokoh tersebut.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar