ISTRI YANG SETIA
Dinegara Antah berantah memerintah seorang Raja yang bijaksana
dan baik budi, memerintah dengan adil dan makmur. walaupun demikian
Sang Raja selalu gundah mengingat putrinya yang cantik jelita sudah
cukup umur tetapi belum punya calon suami.
Sang Raja mengutus
putrinya untuk mencari sendiri calon suaminya. Sang Dewi bernama
Suciati dengan gembira menyetujui permintaan ayahndanya. Menyamar
sebagai orang biasa Dewi Suciati berdagang makanan dipasar tempat
ayahnya memerintah. dalam beberapa saat ditemuilah seorang pemuda yang
berjualan kayu bakar bernama Setiawan. Dalam perkenalan ini timbulah rasa cinta diantara keduanya.
Setiawan mengajak Dewi Suciati kerumahnya untuk diperkenalkan kepada orang tuanya.
Dewi Suci amat terkejut, dimana Setiawan adalah orang miskin dan hidup
bersama bapaknya yang sudah tua dan buta. semua keperluan hidupnya
dilakukan oleh Setiawan sendiri. Setelah mengetahui keadaan demikian
Sang Dewi Suciati juga mengenalkan Setiawan kepada orang tuanya.
Begitu sampai Setiawan terkejut, bahwa Dewi Suciati adalah anak Raja yang baik
budi dan hidup sederhana. Raja menyetujui atas pilihan calon suami Dewi
Suciati. Diputuskan pula Pesta pernikahan akan segera dilangsungkan.
Begitu disetujui pada malam hari Sang Raja memimpi didatangi Malaekat
yang mengatakan bahwa Calon menantunya Setiawan adalah orang baik tetapi
umurnya hanya setahun lagi. Begitu terbangun dan besoknya dipanggilah
putrinya untuk membicarakan mimpi itu. Dewi Suciati tetap pada pendirian
atas pilihannya, dan meminta agar dirahasiakan mimpi itu. Setelah
selesai upacara kebesaran, maka Dewi Suciati diboyonglah kerumah
Setiawan untuk hidup berumah tangga sebagaimana layaknya orang biasa.
Dewi Suciati merawat mertuanya dengan kasih sayang dan suaminya dicintai sepenuh hati.
Merua dan suami amat bahagia atas hadirnya Dewi Suciati dirumah itu.
Dewi Suciati sudah merasa satu tahun merawat mertuanya dan suaminya maka
dia melakukan puasa 3 hari tiga malam menjelang ajal yang ditentukan.
Pada saat ajal tiba Dewi Suciati meminta ikut menemani Setiawan ketengah
hutan untuk membantu mengambil kayu bakar. Setiawan melarangnya karena pekerjaan mencari kayu bakar adalah berat dan hanya untuk para lelaki.
Akhirnya Setiawan setuju dibantu oleh istrinya Dewi Suciati. Saat
asiknya mengumpulkan kayu bakar Setiawan merasa capek dan tidak enak
badan dan beristirahat dengan peluh yang mengucur terus. Dewi Suciati
mengetahui isyarat itu bahwa saatnya sudah tiba Setiawan akan meninggal maka
ditaruhlah kepala Setiawan dipangkuannya dan dibelainya dengan kasih
sayang. Akhirnya mengembuskan nafasnya terakhir dalam pelukan Dewi
Suciati.
Saat itu pula bersamaan hadir Malaekat yang menyampaikan berita dulu kepada ayahnya Sang
Prabu. Malaekat berkata ” Hai Dewi Suciati sudah saatnya Setiawan
meninggalkan dunia ini, karena engkau berdua orang baik kami akan
memenuhi 3 permintaan yang engkau pinta asal jangan meminta Setiawan
dihidupkan kembali.
Terimakasih Malaekat ” Hamba meminta agar mertua hamba bisa melihat ”
Malaekat menjawab ” Permintaanmu dipenuhi, dan berikutnya apa yang kau
minta “. Dewi Suciati meminta yang kedua adalah ” Hamba mohon diberikan
anak seratus orang ” . Malaekat menyetujui permintaan tersebut. Dan
terakhir apa yang kau minta Dewi Suciati ? tanya malaekat. Dewi Suciati
berpikir setengah mati apa yang diminta untuk yang terakhir ini.
Terbesit dipikirannya bagaimana punya anak tanpa suami ?. Akhirnya Dewi
Suciati mengajukan pertanyaan itu kepada Malaekat, Malaekatpun
menyetujui itu yaitu menghidupkan Setiawan agar mempunyai anak seratus
orang selama seratus tahun.
Sastra menyatakan bahwa orang biasa
seperti kita-kita ini hanya boleh dan dipenuhi oleh Tuhan satu kali
permintaan, orang suci tiga permintaan sedangkan pertapa seratus
permintaan akan disetujui oleh Tuhan. Karena kita dipenuhi hanya satu
kali hati-hatilah mengajukan permintaan itu agar jangan salah meminta.
PINTALAH KEPADA TUHAN KEDAMAIAN HATI . Kedamaian Hati adalah Kedamaian Sejati
0 komentar:
Posting Komentar