Senin, 22 Oktober 2012


REVIEW JURNAL 
 
Judul              : Identifikasi Siswa Beresiko Mengalami Kesulitan Belajar Spesifik Di Taman Kanak-Kanak  
Penulis           : Adriatik Ivanti
Asal                : Jurnal Universitas Paramadina Vol. 6 No. 1, April 2009: 37-48
Abstark         :
tahap anak usia dini merupakan tahap yang sangat penting. Pada yahap ini, anak-anak belajar banyak hal dan mendapatkan pengalaman dalam kecepatan yang luar biasa. Oleh karena itu, orang tua yang bersangkutan banyak mengirim anak-anak mereka ke sekolah lebih awal dari pengikut mereka di masa lalu. Akan tetapi, menemukan sekolah yang tepat sangat rumit bagi orang tua. Ada pilihan sekolah yang terlalu banyak, mulai dari metode pengajaran dengan pendekatan pembelajaran. misalnya, satu TK penekanan pada substansi akademik, sementara yang lain memperkenalkan pembelajaran dengan metode bermain. Meskipun ada beberapa dampak negatif dari lembaga sekolah yang berfokus pada aspek pakaian resmi, di sisi lain ada juga beberapa keuntungan yang bisa diambil dari semacam metode pembelajaran. Salah satu keuntungan dari taman kanak-kanak yang berfokus dalam membaca, menulis dan mengeja (akademis) adalah bahwa baik guru dan orangtua dini dapat mengidentifikasi gejala learning abilities. Gejala-gejala dini juga dapat diakui jika kedua guru dan orangtua memiliki pemahaman baik dalam hal karakteristik belajar anak-anak mereka serta menyadari anak-anak yang tidak biasa atau perilaku belajar normal. Intervensi dini oleh orang tua akan membantu anak-anak untuk mengejar ketinggalan perkembangan mereka.

Pendahuluan :
Saat ini, cukup banyak anak-anak yang berusia 2 sampai 5 tahun yang sudah disekolahkan oleh orang tuanya. Fenomena yang terjadi ini berkaitan erat dengan peningkatan jumlah wanita bekerja di sector-sektor industry maupun sector pekerjaan lainnya.
Terdapat berbagai macam bentuk atau program pendidikan anak usia dini. Salah satunya adalah program yang mengedepankan siswa sebagai pusat belajar yang disebut child center program. Di lain pihak, ada program yang menekankan bidang akademik, seperti belajar membaca, menulis dan menghitung. Guru pada program ini menekankan belajar huruf angka, warna, bentuk geometri, dan kemampuan akademik lainnya.
Taman kanak-kanak yang menekankan program akademik cukup banyak dijumpai di Jakarta. Hal ini dikarenakan adanya beberapa prasyarat yang harus dipenuhi ketika mendaftar di SD, seperti siswa diharuskan untuk sudah dapat membaca dan menulis. Namun para guru melaporkan bahwa siswa-siswa yang mendapatkan program akademik di TK, biasanya menampilkan perilaku stress, kurang percaya diri, lebih sering menghindari tugas-tugas sulit, dan memiliki perkembangan yang lambat dalam kemampuan bahasa, akademik, motorik, dan social pada akhir tahun sekolah.
Namun sebenarnya terdapat manfaat dari kegiatan tersebut, selain tentunya anak-anak dapat membaca dan menulis. Dengan dikenalkan kegiatan akademik diusia dini, maka orang tua maupun guru dapat mendeteksi secara dini kemungkinan kesulitan belajar membaca dan menulis pada anak-anak mereka, yang dikenal sebagai kesulitan belajar spesifik ( specific learning disabilities ). Pada anak-anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik, terdapat beberapa saraf otak yang memang belum terhubung atau lemah.

Pembahasan :
Berdasarkan uraian diatas, dapat digambarkan bahwa kesulitan belajar spesifik tidak muncul secara tiba-tiba. Namun kesulitan belajar tersebut sudah memberikan tanda-tanda awal ketika invidu yang bersangkutan berada pada rentang usia 0-5 tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari penulis jurnal, kesulitan yang dialami anak di taman kanak-kanak dikarenakan kurang dapatnya anak berkonstentrasi ; malas menulis, menolak bila diminta mencatat, sulit membedakan huruf b, d, p, q, 6, 9; menebak kata ketika membaca kalimta, sulit mengingat arah kiri dan kanan, sulit mengingat bunyi huruf, sering salah mendengar kata atau kalimat yang didiktekan, dan lain-lain.
Pada kenyataanya, ketika dilakukan pengukuran potensi intelektual (IQ) pada para siswa tersebut, didapatkan hasil potensi intelektual mereka berfungsi pada golongan rata-rata sampai diatas rata-rata (dengan menggunankan tes Wechaler). Dengan potensi demikian, sebenarnya para siswa tersebut diperkirakan tidak akan mengalami kesulitan mengingat proses belajar mengajar di kelas dan keluhan-keluhan orang tua di atas tidak muncul.
Menurut Clements, karakteristik pada siswa yang memiliki kesulitan belajar, yaitu hiperaktivitas, gangguan persepsi-motor, ketidakstabilan emosi, masalah koordinasi, gangguan perhatian, impulsive, gangguan kapasitas memori dan berpikir, kesulitan akademik, kemiskinan bahasa, dan tanda-tanda neurologis.
Jika dikaitkan dengan perspektif kognitif, asumsi dasar dari pemrosesan informasi adalah : (a) memori manusia aktif  terlibat dalam  konstruksi pengetahuan, dan (b) pengethauan sebelumnya yang dimiliki pemelajar berperan penting dalam belajar. Memori manusia adalah system kompleks yang aktif mencari data indrawi, megubah data menjadi informasi bermakna, dan penyimpanan informasi itu dalam memori jangka panjang. Faktor yang mempengaruhi pemrosesan informasi secara sadar merupakan faktor dibalik layar, diantaranya adalah fungsi pelaksanaan, system keyakinan seseorang, bahasa, metode, control tindakan, dan pendekatan untuk memecahkan masalah.
Permasalahan yang dialami anak dalam kesulitan belajar spesifik, hal ini karena kurangnya peran perhatian, dimana pemrosesan informasi yang datang membutuhkan perhatian selektif terhadap kejadian, objek, symbol, dan stimuli tertentu lainnya agar informasi itu dapat dipelajari. Perhatian adalah penting dalam pemrosesan ini, tetapi ia bukan sumber tidak terbatas. Selain peran perhatian, pengkodean dan pengkonstruksian makna juga penting dalam pemrosesan informasi yang diberikan agar lebih dapat memahami informasi yang diberikan. Yang mana pengkodean diberlakukan pada informasi yang dipahami sehingga informasi itu dapat dipertahankan dalam memori jangka panjang dan diambil lg nanti jika dibutuhkan. Proses ini terjadi dalam situasi yang disebut sebagai memori kerja.

Sumber :
Gredler, Margareth E. 2011. Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi, Ed. 6, Cet. 1. Jakarta: Prenada Group

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates