REVIEW JURNAL
Judul :
Identifikasi Siswa Beresiko Mengalami Kesulitan Belajar Spesifik Di Taman
Kanak-Kanak
Penulis :
Adriatik Ivanti
Asal : Jurnal Universitas Paramadina Vol.
6 No. 1, April 2009: 37-48
Abstark :
tahap anak usia dini merupakan tahap
yang sangat penting. Pada yahap ini, anak-anak belajar banyak hal dan mendapatkan pengalaman dalam kecepatan yang luar biasa. Oleh karena itu, orang tua yang bersangkutan banyak
mengirim anak-anak mereka ke
sekolah lebih awal dari pengikut mereka di masa lalu. Akan
tetapi, menemukan sekolah
yang tepat sangat rumit bagi
orang tua. Ada pilihan
sekolah yang terlalu banyak, mulai dari metode pengajaran dengan pendekatan pembelajaran. misalnya, satu TK
penekanan pada substansi akademik, sementara yang lain memperkenalkan pembelajaran dengan metode bermain. Meskipun ada beberapa dampak negatif dari lembaga sekolah yang
berfokus pada aspek pakaian resmi,
di sisi lain ada juga beberapa keuntungan yang bisa diambil dari semacam metode
pembelajaran. Salah satu keuntungan dari taman kanak-kanak yang berfokus dalam membaca, menulis dan mengeja (akademis)
adalah bahwa baik guru dan orangtua dini dapat mengidentifikasi gejala
learning abilities. Gejala-gejala dini juga dapat diakui jika
kedua guru dan orangtua memiliki pemahaman baik
dalam hal karakteristik belajar anak-anak mereka serta menyadari anak-anak yang tidak biasa atau perilaku belajar normal. Intervensi dini oleh orang tua akan membantu anak-anak untuk mengejar ketinggalan
perkembangan mereka.
Pendahuluan :
Saat ini, cukup
banyak anak-anak yang berusia 2 sampai 5 tahun yang sudah disekolahkan oleh
orang tuanya. Fenomena yang terjadi ini berkaitan erat dengan peningkatan
jumlah wanita bekerja di sector-sektor industry maupun sector pekerjaan
lainnya.
Terdapat berbagai
macam bentuk atau program pendidikan anak usia dini. Salah satunya adalah program
yang mengedepankan siswa sebagai pusat belajar yang disebut child center program. Di lain pihak, ada
program yang menekankan bidang akademik, seperti belajar membaca, menulis dan
menghitung. Guru pada program ini menekankan belajar huruf angka, warna, bentuk
geometri, dan kemampuan akademik lainnya.
Taman kanak-kanak
yang menekankan program akademik cukup banyak dijumpai di Jakarta. Hal ini
dikarenakan adanya beberapa prasyarat yang harus dipenuhi ketika mendaftar di
SD, seperti siswa diharuskan untuk sudah dapat membaca dan menulis. Namun para
guru melaporkan bahwa siswa-siswa yang mendapatkan program akademik di TK,
biasanya menampilkan perilaku stress, kurang percaya diri, lebih sering menghindari
tugas-tugas sulit, dan memiliki perkembangan yang lambat dalam kemampuan
bahasa, akademik, motorik, dan social pada akhir tahun sekolah.
Namun sebenarnya
terdapat manfaat dari kegiatan tersebut, selain tentunya anak-anak dapat
membaca dan menulis. Dengan dikenalkan kegiatan akademik diusia dini, maka
orang tua maupun guru dapat mendeteksi secara dini kemungkinan kesulitan
belajar membaca dan menulis pada anak-anak mereka, yang dikenal sebagai
kesulitan belajar spesifik ( specific
learning disabilities ). Pada anak-anak yang mengalami kesulitan belajar
spesifik, terdapat beberapa saraf otak yang memang belum terhubung atau lemah.
Pembahasan :
Berdasarkan uraian
diatas, dapat digambarkan bahwa kesulitan belajar spesifik tidak muncul secara
tiba-tiba. Namun kesulitan belajar tersebut sudah memberikan tanda-tanda awal
ketika invidu yang bersangkutan berada pada rentang usia 0-5 tahun. Berdasarkan
data yang diperoleh dari penulis jurnal, kesulitan yang dialami anak di taman
kanak-kanak dikarenakan kurang dapatnya anak berkonstentrasi ; malas menulis,
menolak bila diminta mencatat, sulit membedakan huruf b, d, p, q, 6, 9; menebak
kata ketika membaca kalimta, sulit mengingat arah kiri dan kanan, sulit
mengingat bunyi huruf, sering salah mendengar kata atau kalimat yang
didiktekan, dan lain-lain.
Pada kenyataanya,
ketika dilakukan pengukuran potensi intelektual (IQ) pada para siswa tersebut,
didapatkan hasil potensi intelektual mereka berfungsi pada golongan rata-rata
sampai diatas rata-rata (dengan menggunankan tes Wechaler). Dengan potensi
demikian, sebenarnya para siswa tersebut diperkirakan tidak akan mengalami
kesulitan mengingat proses belajar mengajar di kelas dan keluhan-keluhan orang
tua di atas tidak muncul.
Menurut Clements,
karakteristik pada siswa yang memiliki kesulitan belajar, yaitu hiperaktivitas,
gangguan persepsi-motor, ketidakstabilan emosi, masalah koordinasi, gangguan
perhatian, impulsive, gangguan kapasitas memori dan berpikir, kesulitan
akademik, kemiskinan bahasa, dan tanda-tanda neurologis.
Jika dikaitkan
dengan perspektif kognitif, asumsi dasar dari pemrosesan informasi adalah : (a)
memori manusia aktif terlibat dalam konstruksi pengetahuan, dan (b) pengethauan
sebelumnya yang dimiliki pemelajar berperan penting dalam belajar. Memori manusia
adalah system kompleks yang aktif mencari data indrawi, megubah data menjadi
informasi bermakna, dan penyimpanan informasi itu dalam memori jangka panjang. Faktor
yang mempengaruhi pemrosesan informasi secara sadar merupakan faktor dibalik
layar, diantaranya adalah fungsi pelaksanaan, system keyakinan seseorang,
bahasa, metode, control tindakan, dan pendekatan untuk memecahkan masalah.
Permasalahan
yang dialami anak dalam kesulitan belajar spesifik, hal ini karena kurangnya peran perhatian, dimana pemrosesan informasi
yang datang membutuhkan perhatian selektif terhadap kejadian, objek, symbol,
dan stimuli tertentu lainnya agar informasi itu dapat dipelajari. Perhatian adalah
penting dalam pemrosesan ini, tetapi ia bukan sumber tidak terbatas. Selain peran
perhatian, pengkodean dan
pengkonstruksian makna juga penting dalam pemrosesan informasi yang
diberikan agar lebih dapat memahami informasi yang diberikan. Yang mana
pengkodean diberlakukan pada informasi yang dipahami sehingga informasi itu
dapat dipertahankan dalam memori jangka panjang dan diambil lg nanti jika
dibutuhkan. Proses ini terjadi dalam situasi yang disebut sebagai memori kerja.
Sumber :
Gredler,
Margareth E. 2011. Learning and
Instruction: Teori dan Aplikasi, Ed. 6, Cet. 1. Jakarta: Prenada Group
0 komentar:
Posting Komentar