Penyempurnaan Tugas UAS Psikologi Belajar
tema
“Perbandingan penugasan pada psikologi belajar dengan mata kuliah lain di semester ini ”
Psikologi belajar merupakan matakuliah pilihan di semester v (lima). Disemester ini juga banyak beberapa mata kuliah pilihan lain yang menarik, namun dari awal pergantian semester saya sudah berencana untuk mengambil mata kuliah ini, karena berdasarkan pengalaman yang sebelumnya saya pernah mengambil matakuliah bimbingan & konseling sekolah dengan dosen pengampu yang sama, pada matakuliah tersebut berlangsung menarik karena berbagai macam metode pembelajaran menarik yang digunakan didalam kelas.
Matakuliah psikologi belajar sebagai matakuliah pilihan ternyata cukup banyak juga mahasiswa yang mengambil matakuliah disemester ini dengan jumlah 47 mahasiswa yang terdiri dari berbagai angkatan seperti angkatan 2008, 2009, dan 2010. Setelah saya mulai memasuki matakuliah psikologi belajar ini ternyata banyak hal yang menarik dengan metode pembelajaran yang digunakan dan hampir setiap memasuki kelas metode yang digunakan dalam pembelajaran berbeda-beda. Seperti misalnya dosen menggunakan metode mindmap. Metode ini merupakan metode mencatat kreatif yang berbentuk seperti pemetaan yang dapat memudahkan kita untuk mengingat banyak informasi. Dengan menggunakan metode ini akan lebih membantu dalam proses belajar, karena belajar merupakan proses multisegi yang biasanya dianggap sesuatu yang biasa saja oleh individu sampai mereka mengalami kesulitan saat mengadapi tugas yang kompleks.
Penggunaan metode mindmap ini juga dapat dikaitkan dengan analisis yang telah dilakukan oleh Garner (1992) yang mengindikasikan bahwa banyak buku teks sulit dibaca, memuat informasi yang tidak relevan dengan topik, jarang memfokuskan pemelajar pada informasi penting, dan memuat pembahasan yang bertele-tele. Situasi seperti ini merupakan masalah bagi siswa maupun mahasiswa, namun jika kita menggunakan mindmap akan lebih memudahkan kita untuk memperoleh informasi yang diperoleh dari buku, dengan mengambil poin penting atau inti dari materi tersebut. Selain menggunakan mindmap, dosen juga menggunakan metode belajar seperti permainan kreativitas yang dilakukan didalam kelas yang nantinya akan dikaitkan dengan materi belajar dan disamping permainan kreativitas ini dilakukan terdapat reward dan punishment yang diberikan oleh dosen diakhir permainan selesai.
Reward dan punishment merupakan dua bentuk metode dalam memotivasi seseorang untuk melakukan kebaikan dan meningkatkan prestasinya. Selain motivasi, reward juga bertujuan agar seseorang menjadi giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah dapat dicapainya. Sementara punishment diartikan sebagai hukuman atau sanksi. Jika reward merupakan bentuk reinforcement positif, maka punishment sebagai bentuk reinforcement negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Tujuan dari metode ini adalah menimbulkan rasa tidak senang pada seseorang agar mereka jangan membuat sesuatu yang salah lagi. Jadi, hukuman yang dilakukan mesti bersifat pedagogies, yaitu untuk memperbaiki dan mendidik ke arah yang lebih baik. Pada dasarnya keduanya sama-sama dibutuhkan dalam memotivasi seseorang, termasuk dalam memotivasi para siswa maupun mahasiswa dalam meningkatkan prestasinya. Keduanya merupakan reaksi dari seorang tenaga pendidik terhadap kinerja dan produktivitas yang telah ditunjukkan oleh anak didiknya, Punishment untuk perilaku yang salah dan reward untuk hasil yang baik. Selain terdapatnya reward dan punishment, metode belajar kreativitas seperti ini tentu akan lebih memudahkan mahasiswa untuk mengingat maupun memahami hal-hal yang paling penting dalam materi tersebut sehingga dapat memudahkan dalam proses belajar. Dengan metode yang seperti ini tentu belajar akan menyenangkan. Jika mahasiswa senang tentu akan lebih serius menerima pelajaran yang disampaikan pengajar dengan suasana menyenangkan dan rileks, maka potensi untuk menyerap materi-materi itu tentu lebih besar ketimbang dalam suasana membosankan. Suasana menyenangkan dan rileks itulah sesungguhnya faktor penting dalam sebuah kegiatan belajar.
Metode yang telah dilakukan dalam matakuliah psikologi belajar tidak hanya itu saja yang dilakukan. Matakuliah ini juga melakukan kunjungan kesekolah yang fungsinya untuk lebih dapat melihat langsung bagaimana proses belajar mengajar dikelas, media apa yang digunakan didalam kelas dan metode pembelajaran yang seperti apa yang digunakan pendidik untuk mendidik siswanya dalam proses belajar mengajar. Tentunya dengan adanya kunjungan langsung kesekolah seperti ini akan lebih memudahkan mahasiswa untuk lebih memahami teori-teori yang dipelajari daripada hanya dengan membaca saja tentu akan lebih sulit bagi mahasiswa untuk memahami atau membedakan setiap teori yang ada.
Dibandingkan dengan mata kuliah lain yang saya ambil disemester ini, tentu akan sangat berbeda jauh perbandingannya dengan mata kuliah psikologi belajar ini. Karena kebanyakan dari semua mata kuliah yang saya ambil menggunakan metode persentasi dan satu mata kuliah menggunakan ceramah dari dosen. Dengan metode yang seperti ini menurut saya kurang efektif dilakukan, karena kebanyakan dari mahasiswa yang bukan sedang persentasi kurang memahami materi yang disampaikan, karena kebanyakan mereka yang duduk dibelakang sibuk dengan urusan masing-masing, atau bahkan ada yang sampai tertidur dikelas dan tentunya ini akan sangat menghambat proses belajar mengajar dikelas dan tentunya yang sedang persentasi akan lebih memahami tentang materi yang mereka persentasikan dan untuk materi selanjutnya kebanyakan dari mereka kurang memahaminya, dan tugas-tugas yang diberikan cenderung mengerjakan tugas yang sama dengan matakuliah lainnya seperti pembuatan makalah persentasi dan terkadang diberikan soal untuk dikerjakan dengan teman satu kelompok. Selain menggunakan metode persentasi ada juga mata kuliah yang saya ambil dengan menggunakan metode ceramah dari dosen.
Metode ini merupakan metode yang paling umum atau paling banyak digunakan oleh tenaga pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Metode ceramah juga merupakan metode yang sudah sejak lama digunakan dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada kegiatan pembelajaran yang bersifat konvesional atau pembelajaran yang berpusat pada dosen (teacher centered). Menurut saya dengan menggunakan metode yang seperti ini sudah kurang efektif untuk digunakan lagi, karena proses pemberian informasi yang satu arah yang hanya berpusat pada dosen kurang dapat membantu mahasiswa untuk memperoleh informasi yang lebih dalam lagi, dan proses belajar mengajarnya cenderung pasif dan bersifat membosankan dikelas. Ketika dosen sedang menjelaskan materi kebayakan mahasiswa sibuk dengan urusannya masing-masing seperti bercerita dengan teman sebelahnya, ada yang tidur, sedang internetan, dsb. Hal ini tidak beda jauh dengan motode persentasi.
Matakuliah yang menggunakan metode ceramah ini sebenarnya juga memberikan tugas setiap minggunya pada masing-masing kelompok untuk mencari kasus yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari dan kasus tersebut akan dibahas dikelas oleh masing-masing kelompok sesuai dengan topik materi yang sedang diajarkan dan dosen juga sering memberikan beberapa soal pertanyaan yang harus dijawab setiap kelompok. Namun, permasalahannya dalam pengerjaan kasus atau tugas yang dikerjakan dikelas tidak semua anggota dalam kelompok tersebut ikut mengerjakannya, dan tentunya yang akan lebih memahami atau yang lebih menguasai adalah orang yang mengerjakan tugas tersebut. Dan hal ini tentu tidak memenuhi tiga prinsip dari pembelajaran yang efektif yang disebutkan oleh Gagne dalam analisis tugas latihan adalah : (a) memberikan pembelajaran mengenai seperangkat tugas final; (b) memastikan bahwa setiap tugas komponen dikuasai; dan (c) sekuensi tugas komponen untuk memastikan transfer yang optimal ke tugas final. Konsep Gagne mengenai analisis tugas belajar ke dalam subkomponen dan mengindikasikan keterampilan prasyarat yang dibutuhkan kemudian diadaptasikan untuk program pembelajaran dengan tujuan berbeda. Termasuk didalamnya adalah analisis aktivitas dan analisis tugas.
Pada dasarnya dosen adalah seorang pendidik. Pendidik yang dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh dosen adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance dosen di kelas. Bagaimana seorang dosen dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian dosen harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya. Tiap-tiap matakuliah tentunya bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dengan matakuliah lain. Untuk itu seorang dosen harus mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran dan memberikan berbagai jenis penugasan yang berbeda pula. Pada dasarnya metode apa pun yang digunakan dan jenis tugas apa yang diberikan tenaga pendidik merupakan hal yang sangat penting dalam belajar untuk memperoleh informasi baru. Karena belajar merupakan proses multisegi yang biasanya dianggap sesuatu yang biasa saja oleh individu sampai mereka mengalami kesulitan saat menghadapi tugas kompleks.
Setiap metode pembelajaran dan penugasan yang diberikan oleh dosen tentunya memiliki kelebihan dan kekuranggannya masing-masing dan belum ada metode pembelajaran yang benar-benar sempurna untuk digunakan dalam pembelajaran. Akan tetapi, Gagne telah menjelaskan lima asumsi tentang desain pembelajaran, antara lain: (1) pembelajaran harus dirancang untuk memfasilitasi belajar siswa individual; (2) baik itu tahapan jangka panjang maupun menengah harus dimasukkan dalam desain pembelajaran; (3) perencanaan pemblajaran tidak bolh sembarangan atau sekedar memberikan lingkungan yang mengasuh; (4) pembelajaran harus didesain menggunakan pendekatan system, dan (5) desain pembelajaran harus didasarkan pada cara manusia belajar. Prinsip Gagne untuk desin dan pengembangan pembelajaran adalah bagian dari upaya yang lebih besar yang dikenal sebagai desain system.
Ada lima variasi belajar yang dianggap oleh Gagne memenuhi kriteria adalah informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, sikap dan strategi kognitif. Lima variasi ini merepresentasikan hasil belajar. Selain metode pembelajaran, dan lima jenis variasi belajar , Gagne mengindikasikan keadaan internal dan proses yang penting dalam mencapai masing-masing tipe belajar. Kedaan itu adalah kondisi belajar internal. Misalnya dalam mengembangkan sikap, orang harus memerhatikan dan mengamati semua model yang berperilaku dengan cara tepat. Akan tetapi, kondisi untuk mendapatkan keterampilan baru atau kapabilitas baru ini tidak semua ada dalam pemelajar. Yang juga penting adalah stimuli dalam lingkungan yang berinteraksi dengan pemrosesan internal pemelajar. Dukungan lingkungan ini adalah kondisi belajar eksternal. Kondisi ini juga mencakup pembelajaran dan didesain untuk mendukung belajar selain dari metode pengajaran yang digunakan.